EMPAT PILAR
PENDIDIKAN
Dalam buku
Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (2001:13) paradigma pembelajaran tersebut
akan menciptakan proses belajar-mengajar yang efektif, yakni: belajar
mengetahui (learning to know), belajar bekerja (learning to do),
belajar hidup bersama (learning to live together), dan belajar menjadi
diri sendiri (learning to be).
a.
Konsep learning to know menyiratkan
makna bahwa pendidik harus mampu berperan sebagai informator, organisator,
motivator, diretor, inisiator, transmitter, fasilitator, mediator, dan evaluator
bagi siswanya, sehingga peserta didik perlu dimotivasi agar timbul kebutuhan
terhadap informasi, keterampilan hidup, dan sikap tertentu yang ingin
dikuasainya. Yusak (2003) mengatakan bahwa secara kreatif menguasai instrumen
ilmu dan pemahaman yang terus berkembang, umum atau spesifik, sebagai sarana
dan tujuan , dan memungkinkan terjadinya belajar sepanjang hayat.
b. Konsep learning
to do menyiratkan bahwa siswa dilatih untuk sadar dan mampu melakukan suatu
perbuatan atau tindakan produktif dalam ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor. Terkait dengan hal tersebut maka proses belajar-mengajar perlu
didesain secara aplikatif agar keterlibatan peserta didik, baik fisik, mental
dan emosionalnya dapat terakomodasi sehingga mencapai tujuan yang diharapkan.
c. Konsep learning
to live together merupakan tanggapan nyata terhadap arus individualisme
serta sektarianisme yang semakin menggejala dewasa ini. Fenomena ini bertalian
erat dengan sikap egoisme yang mengarah pada chauvinisme pada peserta
didik sehingga melunturkan rasa kebersamaan dan harga-menghargai. Memahami,
menghormati dan bekerja dengan orang lain, mengakui ketergantungan, hak dan
tanggungjawab timbal balik yang melibatkan partisipasi aktif warga, tujuan
bersama menuju kerekatan sosial, perdamaian dan semangat kerjasama demi kebaikan
bersama.
d. Konsep learning to be, perlu
dihayati oleh praktisi pendidikan untuk melatih siswa agar mampu memiliki rasa
percaya diri (self confidence) yang tinggi. Kepercayaan merupakan modal
utama bagi siswa untuk hidup dalam masyarakat. Pengembangan dan pemenuhan
manusia seutuhnya yang terus “berevolusi”, mulai dengan pemahaman diri sendiri,
kemudian memahami dan berhubungan dengan orang lain. Menguak kekayaan tak ternilai dalam
diri.
0 komentar:
Posting Komentar