BENTUK-BENTUK
MUKA BUMI
A. STRUKTUR LAPISAN BUMI
Bumi adalah salah satu planet tata surya. Pada
awal pembentukannya, bumi berupa benda angkasa yang pijar dan sangat panas.
Setelah berjuta-juta tahun, bumi yang pijar dan sangat panas tersebut
perlahan-lahan mengalami pendinginan. Bagian kulit bumi menjadi beku, walaupun
bagian dalam masih tetap panas. Lihat gambar 1.2 berikut ini:
Keterangan:
A = Inti dalam, jari-jarinya 1.300 km. Massa jenisnya = 12 – 15.
B = Inti luar, tebalnya 2.100 km. Massa jenisnya = 12 - 15.
C = Mantel, tebalnya 2.900 km. Massa jenisnya = 3,0 – 8,0.
D = Kulit bumi atau kerak bumi, tebalnya 4 – 80 km. Massa jenis 2,6 - 3,0.
Inti bumi (inti dalam dan inti luar), merupakan massa cair liat yang sangat
kental dan sangat panas, yang terdiri atas nikel dan besi (nife). Temperatur di
bagian pusat bumi ± 2.500°C. Kerak bumi yang dingin dan padat massa jenisnya
lebih kecil dari massa cair yang ada di bawahnya. Karena itulah kerak bumi
terapung di atas lapisan mantel yang cair liat. Kerak bumi yang membentuk dasar
samudera disebut lempeng samudera, sedangkan kerak bumi yang membentuk benua
dinamakan lempeng benua. Lempeng samudera bergerak dari tengah samudera karena
tertekan dari bawah lempeng yang cair pijar. Lempeng yang bergeser akhirnya
akan bertumbukan dengan lempeng yang lain. Karena tumbukan tersebut terjadi
proses seperti tampak
Lempeng samudera yang bergeser ke kanan akan bertabrakan dengan lempeng
benua, kemudian menunjam ke bawah, dan leleh karena panas dan berubah menjadi
magma yang mengeluarkan energi (tenaga). Bila tumpukan magma dan tumpukan
energi tersebut terus bertambah dan menjadi sangat besar, akhirnya akan menyebabkan
terjadinya hal-hal berikut:
1. Magma yang akan menerobos lempeng benua di atasnya melalui retakan atau
patahan dan terbentuklah gunung api. Gejala semacam ini disebut vulkanisme.
2. Tumpukan energi di daerah penunjaman demikian besar, maka energi tersebut
akan mampu menggoyang atau menggetarkan lempeng benua dan lempeng samudera di
sekitarnya. Getaran ini dise but gempa bumi.
3 Gerak lempeng, tekanan ke atas dari magma dan energi yang terkumpul di
daerah penunjaman, akan mampu menekan lapisan kulit bumi sehingga kulit bumi
bisa melengkung atau bahkan patah. Gejala ini disebut tektonisme. Ketiga gejala
tersebut di atas, yaitu vulkanisme, seisme dan tektonisme, semuanya berupa
tenaga yang berasal dari dalam bumi, dan dinamakan tenaga endogen (endo = dalam).
Di daerah konveksi akan terbentuk relief muka bumi yang berujud (Gb. 1.4),
(a) gunungapi bawah laut,
(b) lembah bawah laut,
dan (c) pegunungan bawah laut. Relief muka bumi yang terbentuk di daerah
tumbukan lempeng adalah:
(a) palung laut, (b) pegunungan,
(c) gunungapi aktif,
dan (d) pulau-pulau lipatan. Lempeng samudera dan lempeng benua ternyata
bergeser-geser atau berjalan-jalan.
B. VULKANISME
Proses keluarnya magma dari dalam bumi menuju ke permukaan
bumi disebut vulkanisme. Keluarnya magma ke permukaan bumi umumnya melalui
retakan batuan, patahan, dan pipa kepundan pada gunung api.
1. Instrusi dan ekstrusi magma Di dalam kulit bumi, di bawah gunung api
terdapat rongga besar dengan dinding tidak beraturan disebut dapur magma. Dapur
magma berisi benda cair liat sangat panas, yang disebut magma. Magma yang
mencapai permukaan bumi disebut lava. Lava pijar yang keluar dari gunung api,
suhunya masih sangat tinggi yaitu masih beberapa ratus drajad celsius. Setelah
beberapa lama suhu lava makin dingin dan akhirnya membeku menjadi batuan beku.
Magma yang menerobos atau menyusup menuju permukaan bumi ada yang membeku
sampai di permukaan bumi, tetapi ada pula yang sudah membeku sebelum sampai ke
permukaan bumi. Apabila penyusupan magma tersebut tidak mencapai permukaan bumi
disebut intrusi magma, dan bila sampai di permukaan bumi disebut ekstrusi
magma.
2. Bentuk gunung api Menurut bentuknya gunung api digolongkan menjadi tiga
jenis, yaitu
a. Gunung api perisai, yaitu gunung api yang bentuknya seperti perisai atau
tameng. Gunung api ini lerengnya sangat landai. Contoh: G. Maona Loa di Hawaii.
Erupsi yang dimikian disebut erupsi efusif.
b. Gunung api strato, yaitu gunung api yang berbentuk seperti kerucut.
Gunung semacam ini makin lama akan makin bertambah tinggi. Pada umumnya gunung
api di Indonesia termasuk jenis gunung api strato.
c. Gunung api maar, yaitu gunung api yang lubang kepundan berbentuk corong.
Contoh: Gunung Paricutin di Meksiko, Gunung Rinjani di Nusa Tenggara. Bila
dasar dan dinding corong kepundan tak dapat ditembus air maka akan terbentuk
danau kawah, seperti pada G. Rinjani.
3. Material hasil erupsi Pada waktu gunung api meletus, material yang
dikeluarkan terdiri atas tiga jenis. Ketiga jenis itu adalah material padat,
material cair (lava cair) dan gas. Material padat yang disebut piroklastika,
dan dibedakan menjadi
a. batu-batu besar disebut bom,
b. batu-batu kecil disebut lapili,
c. kerikil dan pasir,
d. debu atau abu vulkanis. Gas-gas yang dikeluarkan oleh gunung api disebut
ekshalasi.
Gas-gas tersebut dapat berujud asam sulfida (H2S), asam sulfat (H2SO4),
carbon dioksida (CO2), klorida (CL), uap air (H2O) dan sulfida (HCL). Letusan
gunung api yang sangat dahsyat dapat menghancurkan puncak gunung, sehingga
terbentuk kawah yang sangat luas dan berdinding terjal yang disebut kaldera.
Contohnya adalah : Kaldera Tengger (lebarnya 8 km), kaldera Ijen (lebarnya
11 km) , Kaldera Iyang (17 km), kaldera Tambora (lebarnya 6 km), dan kaldera
Batur (lebarnya 10 km). Gunung api yang akan meletus biasanya mengeluarkan
tanda-tanda alami sebagai berikut:
a. suhu di sekitar kawah naik;
b. banyak sumber air di sekitar gunung itu mengering;
c. sering terjadi gempa (vulkanik);
d. sering terdengar suara gemuruh dari dalam gunung;
e. banyak binatang yang menuruni lereng. Beberapa jenis hewan mampu
menangkap tanda-tanda alami bahwa gunung yang ditempatinya akan meletus. Jenis
hewan itu antara lain monyet, kelelawar dan harimau.
4. Gejala post vulkanik Gunung api yang sudah kurang aktif, memiliki
tandatanda yang disebut gejala post vulkanik, atau pasca vulkanik atau setelah
aktivitas vulkanik dengan gejala-gejala sebagai berikut.
a. Sumber gas asam arang (CO2 dan CO) yang disebut mofet. Gas ini berbahaya
sebab dapat menyebabkan mati lemas bagi orang yang menghirupnya. Contoh: Kawah
Timbang dan Nila di Dieng (Jawa Tengah), Tangkuban Perahu dan Papandayan (Jawa
Barat).
b. Sumber gas belerang , disebut solfatara. Contoh : Tangkuban Parahu
(Jawa Barat), Dieng (Jawa Tengah) dan Rinjani (NTB).
c. Sumber gas uap air, disebut fumarol. Contoh : Dieng (Jawa Tengah)
dan Kamojang (Jawa Barat).
d. Sumber air panas. Sumber air panas yang mengandung zat belerang, dapat
digunakan untuk menyembuhkan beberapa jenis penyakit kulit.
e. Sumber air mineral. Sumber air mineral ini berasal dari air tanah yang
meresap bercampur dengan larutan mineral tertentu seperti: belerang, atau
mineral lain. Contoh sumber air mineral terdapat di: Ciater dan Maribaya (Jawa
Barat), dan Minahasa (Sulawesi Utara).
f. Geyser. Pancaran air panas yang berlangsung secara periodik disebut
geyser. Geyser yang terkenal terdapat di Yellow Stone National Park, California
(USA), pancaran airnya bisa mencapai ketinggian 40 meter. Pancaran air semacam
ini juga terdapat di Cisolok, Sukabumi, Jawa Barat.
5. Keuntungan adanya gunung api Keuntungan adanya gunung api antara lain:
a. Abu vulkanis yang dikeluarkan gunung api saat terjadi erupsi (letusan)
dapat menyuburkan tanah pertanian karena banyak mengandung unsur hara tanaman.
b. Material yang dikeluarkan gunung api saat terjadi letusan yang berupa
pasir, kerikil, batu-batu besar, kesemuanya merupakan mineral industri yang
dapat digunakan untuk bahan bangunan.
c. Gunung api terbentuk dari keluarnya magma dari dalam bumi. Magma yang
menuju permukaan bumi tersebut banyak membawa mineral logam, dan barang tambang
lainnya. Oleh karena itu di daerah pegunungan dan gunung api banyak ditemukan
bahan tambang.
d. Adanya gunung api yang tinggi menyebabkan terjadinya hujan orografis,
sehingga daerah itu menjadi daerah yang banyak hujan.
e. Daerah yang bergunung api biasanya merupakan daerah tinggi, sehingga
dapat dimanfaatkan sebagai daerah hutan, perkebunan, dan daerah pariwisata.
6. Kerugian adanya gunung api:
a. Gunung api pada waktu meletus mengeluarkan lava pijar dan sangat
berbahaya.
b. Gunung api yang meletus juga mengeluarkan gas yang sangat panas, yang
juga bergerak menuruni lereng. Contoh awan panas dari G. Merapi di Jawa Tengah.
c. Pada saat terjadi letusan, lava pijar akan bercampur dengan air yang
terdapat di danau kawah, dan membentuk lahar panas, yang sangat berbahaya.
Contoh lahar panas dari G. Kelud (Jawa Timur).
d. Lava yang menumpuk di puncak gunung akan hanyut dan turun ke bawah
bersama air hujan sebagai lahar dingin. Wujud lahar dingin ini berupa aliran
batu, kerikil dan pasir yang jenuh air, meluncur ke bawah menuruni lereng.
e. Gunung api yang tinggi dan berderet dapat membentuk daerah bayangan
hujan. Daerah bayangan hujan ini curah hujannya sedikit dan bersifat lebih
kering. Contoh Lembah Palu, Sulawesi Tengah.
f. Letusan gunung api bawah laut dapat menyebabkan terjadinya gelombang
Tsunami, seperti tsunami di di Banten dan Lampung akibat letusan Gunung
Krakatau (1883).
g. Abu vulkanis di udara dari letusan gunung api dapat mengganggu
penerbangan dan dapat merusak tanaman.
7. Deretan Pegunungan dan Gunung api Secara garis besar, terdapat dua
deretan gunung api di dunia, yaitu deretan atau jalur pegunungan mediteran dan
deretan pegunungan (sirkum) Pasifik.
8. Gunung api di Indonesia Jumlah gunung api aktif di Indonesia ± 129 buah
dan sejak awal abad ke XVII, 70 buah diantaranya sering meletus.
C. GEMPA BUMI
Ketika terjadi gempa bumi besar seperti di Nabire (Papua) dan
Padang Panjang (Sumatera) tahun 2003 dan Yogyakarta tahun 2006, maka banyak
rumah penduduk roboh, pipa air minum putus, tanah retak atau longsor dan
terjadi korban jiwa maupun harta benda. Oleh karena itu bila terjadi gempa bumi
orang harus segera keluar rumah, pergi ke ruang terbuka (tanah lapang), jauh
dari bangunan agar terhindar dari bencana gempa. Bila ketika terjadi gempa
tidak Bab I Bentuk-Bentuk Muka Bumi 9 sempat ke luar rumah, lindungi kepala
dengan bantal, segera menjauh dari almari dan jendela kaca, dan berlindung di
bawah meja. Tempat-tempat yang dekat dengan palung laut adalah daerah rawan
gempa bumi tektonik. Gempa bumi tektonik adalah getaran kulit bumi akibat
keluarnya energi dari dalam bumi (zone penunjaman).
Ilmu yang mempelajari gempa bumi disebut seismologi.
1. Jenis-Jenis Gempa Bumi Menurut terjadinya, gempa bumi dibedakan menjadi
tiga jenis, yaitu:
a. Gempa Vulkanik Gempa bumi yang disebabkan oleh letusan gunungapi,
disebut gempa vulkanik. Contoh: gempa G. Bromo, gempa G. Una-Una, gempa G.
Krakatau.
b. Gempa Tektonik Gempa bumi yang terjadi karena pergeseran lapisan kulit
bumi akibat lepasnya energi di zone penunjaman disebut gempa tektonik. Gempa
bumi tektonik memiliki kekuatan yang dahsyat. Contoh, gempa Aceh, Bengkulu,
Pangandaran.
c. Gempa runtuhan atau terban Gempa bumi yang disebabkan oleh tanah
longsor, guagua yang runtuh, dan sejenisnya disebut gempa runtuhan atau terban.
Tipe gempa seperti ini hanya berdampak kecil dan wilayahnya sempit.
2. Intensitas Kekuatan Gempa Untuk mengukur kekuatan gempa dibuat skala,
yang dikaitkan dengan kerusakan yang ditimbulkannya.
Berdasarkan skala tersebut orang dapat membedakan gempa bumi yang lemah dan
gempa bumi yang kuat. Pengukuran tersebut sangat penting artinya, antara lain
untuk menentukan kualitas bangunan tahan gempa. Skala untuk mengukur kekuatan
gempa yang terkenal adalah Skala Richter.
3. Wilayah Gempa bumi di Indonesia dan Dunia Indonesia merupakan salah satu
negara yang paling sering dilanda gempa bumi tektonik maupun gempa bumi
vulkanik. Daerah yang sering dilanda gempa adalah pegunungan Jayawijaya, pantai
utara Papua, Maluku, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara, Jawa bagian selatan dan
Sumatera bagian barat. Pada saat terjadi gempa sering diiringi tanah longsor,
dan tsunami di daerah pantai. Oleh karena itu penduduk yang tinggal di daerah
rawan gempa harus selalu waspada. Bangunan rumah dan bangunan lain harus
dirancang tahan gempa. Negara di dunia yang sering dilanda gempa bumi selain
Indonesia adalah China, Jepang, Filipina, Afganistan, Iran, Amerika serikat.
D. PEROMBAKAN RELIEF MUKA BUMI
Tenaga pembentuk relief muka bumi itu berasal dari dalam bumi dan disebut
tenaga endogen. Contoh relief yang dibentuk atau dibangun oleh tenaga endogen
adalah: gunungapi, pegunungan, lipatan, patahan, palung laut dan lain-lain.
Adakah gunung atau bukit di sekitar tempat tinggalmu yang rusak? Siapa yang
merusak? Di samping oleh makhluk hidup, relief muka bumi juga dapat hancur
karena faktor alam. Gunung yang gundul sedikit demi sedikit akan hancur karena
batuannya lapuk kemudian terkikis erosi. Batu karang bisa hancur bila diterjang
gelombang laut. Faktor-faktor yang merusak relief muka bumi tersebut berada
atau berasal dari luar permukaan bumi dan disebut tenaga eksogen. Tenaga
eksogen itu berupa sinar matahari, air, angin, gletsyer, dan makhluk hidup.
Pada kenyataan di alam tenaga eksogen mengakibatkan terjadinya pelapukan,
erosi, longsor dan sedimentasi.
1. Pelapukan Pelapukan berasal dari kata lapuk. Benda mengalami pelapukan
berarti sebagian atau seluruh benda itu telah lapuk. Pernahkah kalian melihat
benda-benda di sekitar tempat tinggalmu yang lapuk? Berdasarkan pengamatan
kalian apakah benda-benda pada tabel di bawah bisa lapuk? Tahukah kalian
mengapa benda-benda itu dapat lapuk? Pohon yang telah mati misalnya, setiap
hari kena panas matahari, pada malam hari diterpa dinginnya malam dan pada
musim hujan tersiram air hujan. Pohon tersebut akhirnya lapuk dan hancur
berkeping-keping.
a. Pelapukan Mekanik Batuan yang membentuk kulit bumi, tersusun dari
berbagai mineral. Tiap mineral memiliki koefisien pemuaian yang berbeda-beda.
Artinya ada mineral batuan yang cepat memuai bila kena panas, dan ada mineral
batuan yang sulit memuai bila kena panas. Mineral batuan yang mudah memuai bila
kena panas juga mudah menyusut bila bila mengalami pendinginan. Pada siang hari
ketika batuan terkena sinar matahari, mineral yang mudah menyerap panas akan
lebih cepat memuai dari pada mineral lain yang sulit menyerap panas. Memuai
berarti volumenya bertambah besar. Akibatnya mineral yang volumenya bertambah
besar akan mendesak mineral-mineral lain sehingga batuan tersebut akan
retak-retak. Pada malam hari suhu udara turun dan batuan mengalami pendinginan
sehingga volumenya menyusut (mengecil). Akibatnya batuan mengalami retak-retak.
Proses ini berlangsung terus menerus setiap hari, sehingga lama
kelamaan batuan yang keras, akan retak-retak dan lepas selapis demi
selapis, yang dimulai dari bagian luar batuan.
Akhirnya batuan yang besar tersebut akan hancur menjadi batu kecil, dan
batu kecil akan hancur menjadi kerikil, dan kerikil akan hancur menjadi pasir
dan pasir akan hancur menjadi debu-debu yang halus. Proses semacam ini disebut
pelapukan mekanik. Pada siang hari, mineral batuan yang berwarna gelap umumnya
cepat memuai, volumenya bertambah besar (kelabu hitam), sedang pada malam hari
volumenya mengecil (putih). Bila hal ini berlangsung terus menerus maka
lama-kelamaan mineral akan retak-retak (hitam tebal), dan akhirnya pecah dan
terlepas dari batuan induknya.
Di daerah empat musim, pori-pori batuan yang terisi air di musim panas bisa
pecah atau retak karena air dalam poripori batuan membeku di musim dingin. Air
yang membeku volumenya bertambah besar sehingga batuan menjadi retak atau
pecah. Proses yang demikian juga termasuk pelapukan mekanik.
b Pelapukan kimiawi Pelapukan batuan juga dapat disebabkan oleh proses
kimiawi. Contoh: batu yang keras dapat ditembus oleh akar tumbuhtumbuhan,
karena tudung akar mengeluarkan zat kimia yang dapat melapukkan batuan. Contoh
lain adalah batu kapur yang retak kemudian disusupi air hujan yang mengandung
CO2. Air hujan yang mengandung CO2.. akan melarutkan batu kapur yang
dilaluinya.
Lama kelamaan retakan batu kapur akan bertambah lebar dan besar sehingga
akhirnya terbentuk goa-goa kapur. Larutan kapur yang mengendap dan menempel di
langit-langit goa akan membentuk stalagtit dan bila mengendap dan menempel di
dasar goa akan membentuk stalagmite Kadang-kadang dalam goa kapur terdapat
sungai bawah tanah.
Di Gunung Kidul (DIY) air sungai bawah tanah dijadikan sumber air bersih.
c Pelapukan Biologis atau Pelapukan Organis Pelapukan biologis atau
pelapukan organis adalah lapuknya batuan yang disebabkan oleh makhluk hidup,
baik oleh tumbuh-tumbuhan, hewan maupun manusia. Akar tumbuhtumbuhan yang makin
membesar dapat menyebabkan retak atau hancurnya batuan menjadi bagianbagian
yang lebih kecil. Ujung akar yang mengeluarkan cairan dapat menembus batuan
melalui pelapukan kimia. Demikian pula berbagai jenis jamur, lumut, dan bakteri
yang melekat pada permukaan batuan Demikian juga berbagai jenis hewan seperti
semut, cacing, anai-anai, tikus, dapat membuat lubang pada batuan dan
melapukkan batuan.
2. Erosi Batuan yang telah lapuk secara berangsur-angsur akan dikikis dan
dipindahkan ke tempat lain oleh tenaga eksogen. Tenaga eksogen yang mampu
mengikis dan memindahkan batuan yang telah lapuk adalah air, angin, dan
gletsyer. Proses pengikisan dan pengangkutan material hasil pelapukan dinamakan
erosi.
a. Erosi air Erosi yang disebabkan oleh tenaga air, misalnya
1) Erosi percikan, yaitu erosi yang disebabkan oleh tetesan air hujan yang
memecahkan butir-butir tanah.
2) Erosi lembar, yaitu pengikisan dan pengangkutan lapisan tanah permukaan,
yang disebabkan oleh aliran air di permukaan tanah.
3) Erosi Alur, yaitu pengikisan lapisan tanah yang sudah membentuk
alur-alur dengan lebar < 40 cm dan kedalaman < 25 cm.
4) Erosi Parit, yaitu pengikisan lapisan tanah yang mebentuk alur-alur yang
lebih besar,sehingga sering disebut parit m ukuran lebar > 40 cm dan
kedalaman > 25 cm.
5) Erosi tebing sungai, yaitu aliran air sungai mengikis tebing sungai,
Pelapukan Biologis dan Organis Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VII 14 6)
Erosi gelombang air laut (abrasi). Pantai yang curam atau pantai yang landai
dapat hancur diterjang gelombang laut. Banyak sawah, tambak dan desa-desa di
Sumatera dan Jawa yang lenyap diterjang gelombang laut. Di daerah yang
berpantai curam, gelombang laut akan menghancurkan tebing-tebing yang curam,
sehingga terbentuk goa-goa pantai.
b. Erosi angin Erosi ini terjadi di daerah kering dan gurun pasir. Proses
pengikisan batuan oleh angin disebut deflasi. Jika angin yang kencang di daerah
gurun mampu menerbangkan debu dan mengangkut butirbutir pasir. Bila butir-butir
pasir menabrak kaki batuan maka batu yang ditabrak akan terkikis bagian
bawahnya, sehingga akan terbentuk batu jamur. Proses erosi ini disebut korasi.
c. Erosi gletser (eksarasi) Tenaga yang dominan pada erosi ini adalah
gletser atau es. Di daerah kutub dan di puncak-puncak pegunungan yang tinggi,
tumpukan salju yang mencair akan menuruni lereng dan mengikis batuan yang
dilaluinya, sehingga akan terbentuk tebing-tebing yang terjal. Material hasil
kikisan akan diendapkan di daerah ujung gletser.
Di Indonesia erosi gletser kemungkinan hanya terjadi di puncak Jayawijaya
(Papua), walaupun salju di sana sudah makin menyusut karena suhu udara di bumi
makin panas.
3. Sedimentasi Sedimentasi adalah proses pengendapan material hasil erosi
air, angin, gelombang laut dan gletsyer. Material hasil erosi yang diangkut
oleh aliran air akan diendapakan di daerah yang lebih rendah.
a. Sedimentasi oleh air Lumpur dan material lain hasil erosi yang diangkut
oleh aliran air akan diendapkan ke tempat yang lebih rendah. Tempat pengendapan
itu adalah: dataran rendah, waduk, situ, danau, muara sungai, tepi pantai dan
dasar laut. Danau, waduk, situ, dan rawa akan menjadi dangkal dan akhirnya
punah bila terus menerus diendapi lumpur hasil erosi. Apa yang harus dilakukan
agar ketiga penampungan air tersebut bisa lestari dan tidak punah? Apa yang
terjadi bila lumpur dan material lain hasil erosi air itu diendapkan di muara
sungai atau di tepi pantai? Endapan lumpur tersebut akan membentuk delta dan
gosong pasir. Delta merupakan daratan di muara sungai yang dibentuk oleh
endapan sungai. Sedangkan gosong pasir adalah gundukan pasir (dan tanah) di
tepi pantai yang menyembul di permukaan laut bila air laut sedang surut dan
tenggelam kembali bila laut sedang pasang. Bila lumpur dan material lain hasil
erosi terbawa air sungai hingga ke laut, maka gelombang laut akan mencampakkan
kembali sebagian material hasil erosi ke pantai. Ujudnya berupa tanggul pantai.
Air tanah di tanggul pantai umumnya berupa air tawar, walaupun di sekitarnya
air tanahnya asin.
b. Sedimentasi oleh angin Material hasil erosi yang diangkut oleh angin
akan diendapkan dalam beberapa ujud (kenampakan), yaitu: Tanah loss. Debu yang
dibawa oleh angin dari gurun pasir akan mengendap disekitar gurun dan membentuk
tanah loss. Tanah ini sangat subur dan baik untuk
pertanian, bila cukup air. Bukit-bukit pasir (Sand dunes), yaitu gumuk
pasir di tepi pantai hasil endapan angin.
c. Sedimentasi oleh gletser Pada saat bongkah-bongkah es (gletser)
meluncur, maka akan mengikis tanah/batuan yang dilewatinya dan diendapkan di
bagian bawah (lembah). Endapan tersebut d disebut morain.
E. JENIS-JENIS BATUAN
Ada tiga jenis batuan yang ada di bumi kita, yaitu
batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf.
1. Batuan beku Batuan beku terbentuk dari magma yang membeku. Menurut
lokasi pembekuannya, batu beku dibedakan batuan beku luar, batuan beku sela dan
batuan beku dalam.
2. Batuan sedimen Batuan beku yang ada di permukaan kulit bumi dan kena
pengaruh tenaga eksogen akan mengalami pelapukan. Bagianbagian yang hancur atau
lepas dari batuan induknya diangkut oleh aliran air, angin, dan gletser,
kemudian diendapkan di tempat lain, yang umumnya di tempat yang lebih rendah.
Material yang diendapkan tersebut bila mengalami pemadatan (kompaksi) dan
perekatan (sementasi) berubah menjadi batuan sedimen.
Ciri utama batuan sedimen adalah berlapislapis. Berdasarkan tenaga
pengangkutnya batuan sedimen dibedakan menjadi tiga:
a) Batuan sedimen aeolis atau aeris, yaitu batuan sedimen yang terbentuk
oleh tenaga angin.
b) Batuan sedimen aquatis, yaitu batuan sedimen yang terbentuk oleh tenaga
air. Gambar 1.20 Batu sedimen yang mengandung fosil Batuan Sedimen Bab I
Bentuk-Bentuk Muka Bumi 17
c) Batuan sedimen glasial, yaitu batuan sedimen yang terbentuk oleh
gletser. Ada dua jenis batuan sedimen istimewa, yaitu breksi dan konglomerat.
Breksi adalah batuan sedimen yang tersusun dari fragmen-fragmen batuan yang
bersudut runcing. Konglomerat adalah batuan sedimen yang tesusun dari
fragmen-fragmen batuan yang bersudut tumpul. Di dalam batuan sedimen seringkali
terdapat sisa-sisa binatang atau tum-buhan yang telah membatu, yang disebut
fosil,
3. Batuan Metamorf Batuan beku ataupun batuan sedimen yang mendapat tekanan
yang besar, dan suhu yang tinggi serta dalam waktu yang lama dapat berubah
bentuk sehingga menjadi batuan metamorf. Contoh: batu kapur karena pengaruh
tekanan yang besar, suhu yang tinggi dan waktu yang lama berubah menjadi batu
marmer.
F. RELIEF MUKA BUMI
Apabila kita melihat lebih dekat lagi ke muka bumi, akan tampak bahwa muka
bumi itu tidak rata, tetapi ada bagian yang menonjol ke atas, dan ada bagian
yang cekung ke bawah., . Kenampakan tinggi rendahnya muka bumi seperti itu
dinamakan relief muka bumi. Relief muka bumi ini terbentuk karena adanya tenaga
endogen dan tenaga eksogen. Menurut letaknya, relief muka bumi dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu:
1. Relief daratan.
2. Relief dasar laut.
1. Relief Daratan Secara garis besar relief daratan dapat dibedakan sebagai
berikut.
a. Gunung berapi, pegunungan dan bukit. Permukaan bumi yang menonjol ke
atas dapat berujud gunung, pegunungan, dan bukit. Gunung berapi merupakan
tempat keluarnya magma dari dalam bumi. Contoh gunung berapi adalah: Gunung
Kerinci (Sumatera), Gunung Merapi dan Gunung Semeru (Jawa), Gunung Soputan
(Sulawesi), dan Gunung Rinjani (Lombok). Pegunungan merupakan deretan atau
rangkaian gunung yang menjulang tinggi dibandingkan daerah sekitarnya.
Pegunungan memiliki ketinggian lebih dari 500m di atas permukaan laut. Bukit
adalah pegunungan rendah, memiliki ketinggian kurang dari 500 m. Contoh
pegunungan: Peg. Bukit Barisan (Sumatera), Peg. Meratus (Kalimantan), Peg. Jaya
Wijaya (Papua) dan Peg. Himalaya (India).
b. Dataran tinggi dan dataran rendah Suatu daerah yang relatif datar dengan
ketinggian kurang dari 200 meter dinamakan dataran rendah. Apabila daerah yang
datar tersebut berada di daerah yang tinggi disebut dataran tinggi atau plato.
Contoh: dataran tinggi Gayo (Nanggro AcehDarussalam), dan dataran tinggi
Bandung (Jawa Barat).
c. Pantai Daratan yang terletak di tepi laut disebut pantai. Di daerah
pantai dikenal berbagai bentuk muka bumi sebagai berikut.
1) Teluk, yaitu laut yang menjorok ke daratan Tanjung atau ujung, yaitu
daratan yang menjorok ke laut. Ujung yang sangat panjang dinamakan jazirah atau
semenanjung. Delta, tanah endapan di muara sungai.
4) Gosong, pulau yang tergenang ketika laut pasang dan muncul ke permukaan
ketika air laut surut disebut gosong ( gosong pasir).
1 komentar:
wahh sungguh senang bisa menyapa sesama blogger dan sekaligus geografer seperti anda
Posting Komentar