DASAR ILMU DAN LAPORAN TANAH
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konsistensi adalah salah satu sifat fisika tanah yang
menggambarkan ketahanan tanah pada saat memperoleh gaya atau tekanan dari luar
yang menggambarkan bekerjanya gaya kohesi (tarik menarik antar partikel) dan
adhesi (tarik menarik antara partikel dan air) dengan berbagai kelembaban
tanah.
Penetapan konsistensi tanah dapat dilakukan dalam tiga
kondisi, yaitu: basah, lembab, dan kering. Konsistensi basah merupakan
penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah di atas kapasitas
lapang (field cappacity). Konsistensi lembab merupakan penetapan konsistensi
tanah pada kondisi kadar air tanah sekitar kapasitas lapang. Konsistensi kering
merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah kering
udara.
B. Tujuan
a. Untuk mengetahui definisi konsistensi
tanah
b. Untuk mengetahui macam – macam
konsistensi tanah
c. Untuk mengetahui metode pengukuran
konsistensi tanah
d. Untuk megetahui faktor yang mempengaruhi
konsistensi
e. Untuk mengetahui faktor yang
dipengaruhi konsistensi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Konsistensi Tanah
a. Konsistensi tanah menunjukkan integrasi antara
kekuatan daya kohesi butir-butir tanah dengan daya adhesi butir-butir tanah dengan
benda lain.
(Hardjowigeno, 1992).
b. Konsistensi adalah salah satu sifat fisika tanah
yang menggambarkan ketahanan tanah pada saat memperoleh gaya atau tekanan dari
luar yang menggambarkan bekerjanya gaya kohesi (tarik menarik antar partikel)
dan adhesi (tarik menarik antara partikel dan air) dengan berbagai kelembaban
tanah.
(Anonymous, 2010)
c. Konsistensi tanah adalah suatu sifat tanah yang
menunjukkan derajat kohesi dan adhesi diantara partikel – parkikel tanah dan
ketahanan massa tanah terhadap perubahan bentuk yang disebabkan oleh tekanan
dan berbagai kekuatan yang mempengarui bentuk tanah.
(Anonymous, 2010)
2.2 Macam – macam Konsistensi Tanah
a. Konsistensi Basah
a.1 Tingkat Kelekatan, yaitu
menyatakan tingkat kekuatan daya adhesi antara butir-butir tanah dengan benda
lain, ini dibagi 4 kategori:
(1) Tidak Lekat (Nilai 0): yaitu dicirikan tidak
melekat pada jari tangan atau benda lain.
(2) Agak Lekat (Nilai 1): yaitu dicirikan sedikit melekat pada jari tangan atau benda lain.
(3) Lekat (Nilai 2): yaitu dicirikan melekat pada jari tangan atau benda lain.
(4) Sangat Lekat (Nilai 3): yaitu dicirikan sangat melekat pada jari tangan atau benda lain.
(2) Agak Lekat (Nilai 1): yaitu dicirikan sedikit melekat pada jari tangan atau benda lain.
(3) Lekat (Nilai 2): yaitu dicirikan melekat pada jari tangan atau benda lain.
(4) Sangat Lekat (Nilai 3): yaitu dicirikan sangat melekat pada jari tangan atau benda lain.
a.2 Tingkat Plastisitas, yaitu
menunjukkan kemampuan tanah membentuk gulungan, ini dibagi 4 kategori berikut:
(1) Tidak Plastis (Nilai 0): yaitu dicirikan tidak
dapat membentuk gulungan tanah.
(2) Agak Plastis (Nilai 1): yaitu dicirikan hanya dapat dibentuk gulungan tanah kurang dari 1 cm.
(2) Agak Plastis (Nilai 1): yaitu dicirikan hanya dapat dibentuk gulungan tanah kurang dari 1 cm.
(3) Plastis (Nilai 2): yaitu dicirikan dapat membentuk
gulungan tanah lebih dari 1 cm dan diperlukan sedikit tekanan untuk merusak
gulungan tersebut.
(4) Sangat Plastis (Nilai 3): yaitu dicirikan dapat
membentuk gulungan tanah lebih dari 1 cm dan diperlukan tekanan besar untuk
merusak gulungan tersebut.
b. Konsistensi Lembab
Pada kondisi kadar air tanah sekitar kapasitas lapang,
konsistensi dibagi 6 kategori sebagai berikut:
(1) Lepas (Nilai 0): yaitu dicirikan tanah tidak
melekat satu sama lain atau antar butir tanah mudah terpisah (contoh: tanah
bertekstur pasir).
(2) Sangat Gembur (Nilai 1): yaitu dicirikan gumpalan
tanah mudah sekali hancur bila diremas.
(3) Gembur (Nilai 2): yaitu dicirikan dengan hanya
sedikit tekanan saat meremas dapat menghancurkan gumpalan tanah.
(4) Teguh / Kokoh (Nilai 3): yaitu dicirikan dengan diperlukan
tekanan agak kuat saat meremas tanah tersebut agar dapat menghancurkan gumpalan
tanah.
(5) Sangat Teguh / Sangat Kokoh (Nilai 4): yaitu
dicirikan dengan diperlukannya tekanan berkali-kali saat meremas tanah agar
dapat menghancurkan gumpalan tanah tersebut.
(6) Sangat Teguh Sekali / Luar Biasa Kokoh (Nilai 5): yaitu dicirikan dengan tidak hancurnya gumpalan tanah meskipun sudah ditekan berkali-kali saat meremas tanah dan bahkan diperlukan alat bantu agar dapat menghancurkan gumpalan tanah tersebut.
(6) Sangat Teguh Sekali / Luar Biasa Kokoh (Nilai 5): yaitu dicirikan dengan tidak hancurnya gumpalan tanah meskipun sudah ditekan berkali-kali saat meremas tanah dan bahkan diperlukan alat bantu agar dapat menghancurkan gumpalan tanah tersebut.
c. Konsistensi Kering
Penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air
tanah kering udara, ini dibagi 6 kategori sebagai berikut:
(1) Lepas (Nilai 0): yaitu dicirikan butir-butir tanah
mudah dipisah-pisah atau tanah tidak melekat satu sama lain (misalnya tanah
bertekstur pasir).
(2) Lunak (Nilai 1): yaitu dicirikan gumpalan tanah
mudah hancur bila diremas atau tanah berkohesi lemah dan rapuh, sehingga jika
ditekan sedikit saja akan mudah hancur.
(3) Agar Keras (Nilai 2): yaitu dicirikan gumpalan tanah baru akan hancur jika diberi tekanan pada remasan atau jika hanya mendapat tekanan jari-jari tangan saja belum mampu menghancurkan gumpalan tanah.
(3) Agar Keras (Nilai 2): yaitu dicirikan gumpalan tanah baru akan hancur jika diberi tekanan pada remasan atau jika hanya mendapat tekanan jari-jari tangan saja belum mampu menghancurkan gumpalan tanah.
(4) Keras (Nilai 3): yaitu dicirikan dengan makin
susah untuk menekan gumpalan tanah dan makin sulitnya gumpalan untuk hancur
atau makin diperlukannya tekanan yang lebih kuat untuk dapat menghancurkan
gumpalan tanah.
(5) Sangat Keras (Nilai 4): yaitu dicirikan dengan
diperlukan tekanan yang lebih kuat lagi untuk dapat menghancurkan gumpalan
tanah atau gumpalan tanah makin sangat sulit ditekan dan sangat sulit untuk
hancur.
(6) Sangat Keras Sekali / Luar Biasa Keras (Nilai 5):
yaitu dicirikan dengan diperlukannya tekanan yang sangat besar sekali agar
dapat menghancurkan gumpalan tanah atau gumpalan tanah baru bisa hancur dengan
menggunakan alat bantu (pemukul).
2.3 Metode Pengukuran Konsistensi
Metode pengukuran konsistensi tanah ada 2 yaitu :
a. Secara Kualitatif
Metode pengukuran konsistensi tanah secara kualitatif
yaitu penentuan ketahanan massa tanah terhadap remasan, tekanan atau pijitan
tangan pada berbagai kadar air tanah.
b. Secara Kuantitatif
Metode pengukuran konsistensi tanah secara kuantitatif
sering diistilahkan dengan angka Atterberg.
2.4 Faktor Mempengaruhi Konsistensi
a. Kadar Air : Bila kadar air tinggi maka konsistensi
tanah rendah.
b. Tekstur Tanah : Bila tekstur tanah
dominan pasir maka konsistensi tanah rendah.
c. Porositas : Bila porositasnya tinggi
maka konsistensi rendah.
d. Bahan Organik : Bahan organik tinggi
maka konsistensi rendah.
e. Berat Isi
2.5 Faktor Dipengaruhi Konsistensi
a. Struktur Tanah : Bila konsistensi tanah tinggi maka
struktur mantap.
b. Erosi : Bila konsitensi tanah tinggi maka erosi
rendah.
c. Pengolahan : Bila konsistensi tanah tinggi maka
pengolahan semakin susah.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
a. Alat
- Buku : untuk mencatat materi dan hasil
- Bolpoint : untuk menulis hasil dan materi
- 3 Ring
- Oven
b. Bahan
- Tanah (pasir, liat, debu) : untuk pengamatan
- Tanah dari Joyogrand : untuk pengamatan
- Air : untuk membasahkan tanah
3.2 Alur Kerja
Menyiapkan alat dan Bahan
Mengambil contoh tanah dari tiap horizon tanah
Mengamati
Membasahi tanah agar mudah di bentuk
Membentuk tanah tersebut menjadi lilitan bulat panjan
Mengamati lagi konsisitensi atau kemampuan tanah
tersebut untuk dibentuk lilitan
Membuat Laporan
3.3 Analisis Perlakuan (Perbandingan
Jurnal)
o Semua tanah
(kecuali pasir) jika dibasahi
menjadi liat
Sifat liat dipengaruhi oleh kohesi & adhesi antara
sesama molekul tanah dan molekul air.
Zarah/partikel tanah yang semula lepas-lepas saat
dibuat bentukkan tertentu dengan
mencampurkan air.
o Ciri-ciri
tanah mempunyai sifat liat
Adalah jika bentukan tanah tersebut tidak rusak jika
dikeringkan.
o Tanah pasir
mempuyai sifat tidak liat
Pada saat basah, pasir dapat dibentuk bola, tetapi
bila dikeringkan maka butir-butir pasir akan terurai berai.
o Kohesi dalam
konsistensi tanah
Adalah gaya tarik menarik sesama zarah tanah akibat
adanya selaput lengas pada
permukaanzarah tersebut. Besar kecilnya gaya dipengaruhi oleh ukuran dan bentuk
zarah serta tebal tipisnya
selaput lengas di antara zarah tersebut.
o Adhesi dalam
konsistensi tanah
Adalah gaya tarik menarik antara zarah tanah (fase
padat) dengan molekul air (fase cair).
o Kohesi tanah
basah
Terjadi antara fase cair yang berperan sebagai sebagai
jembatan antar fase padat.
o Besar
kecilnya kohesi berbanding lurus
dengan tegangan muka air (lengas tanah) dan berbanding
terbalik dengan diameter zarah (kohesi meningkat jika
kadar lempung meningkat dan kadar menurun jika kadar pasir
meningkat)
o Contoh tanah
halus kohesinya akan
-
Meningkat jika ditetesi air sedikit demi sedikit
-
mencapai maksimal pada kadar lengas 15%
-
menurun jika kadar lengasnya > 15 %
o Pada tanah
liat/plastic yang dibentuk bulat
Ternyata makin kuat kohesinya jika KL makin merosot
karena makin tipis selaput lengas,
tegangan muka makin kecil
sampai batas tanah. Kohesi yang makin meningkat setelah
titik patah bukan
karena selaput lengas, melainkan karena kohesi molekuler tanah
tersebut.
o Titik Patah
merupakan batas awal masuknya udara ke dalam pori
tanah dan menyebabkan warna
tanah berubah dari gelap
menjadi cerah dan mengerut disebut beerturut-turut Batas Berubah
Warna (BBW) dan Derajat Kerut (DK).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Tabel data hasil praktikum
Jenis Tanah
|
Berat Ring
(sebelum)
|
Berat Ring sesudah dimasukkan cincin
|
Berat sesudah di oven
|
|
Ring 1
|
Vertisol
|
21,66 gr
|
30,18
|
27,25
|
Ring 2
|
Andisol
|
22,85 gr
|
38,70
|
32,94
|
Ring 3
|
Sample
|
15,66 gr
|
32,50
|
27,25
|
4.2 Pembahasan data hasil praktikum
a.) Dalam kondisi basah
Vertisol
: -sangat lekat
-sangat plastis
Andisol
: -lekat
-plastis
Entisol
: -agak lekat
-tidak plastis
Sampel
: -agak lekat
-plastis
b.) Dalam kondisi lembab
sampel
: -Teguh
4.3 Perhitungan kadar air
- Berat Basah Tanah
Ring 1 = 30,18 – 21,66 = 8,52 gram
Ring 2 = 38,70 – 22,85 = 15,85 gram
Ring 3 = 32,50 – 15,66 = 16,84 gram
- Berat Kering Oven Tanah
Ring 1 = 27,25 – 21,66 = 5,59 gram
Ring 2 = 32,94 – 22,85 = 10,09 gram
Ring 3 = 28,32 – 15,66 = 12,66 gram
Kadar Air pada Tiap-Tiap Ring
KA Ring 1 = 8,52 – 5,59 x 100% = 52,4%
5,59
KA Ring 2 = 15,85 – 10,09 x 100% = 57%
10,09
KA Ring 3 = 16,84 – 12,66 x 100% = 33%
4.4 Pengaruh kadar air dalam
pengolahan tanah
Pengolahan tanah seharusnya pada kandungan air tanah
yang tepat, yaitu tidak terlalu basah dan tidak terlalu kering. Faktor tumbuhan
dan iklim mempunyai pengaruh yang berarti pada jumlah air yang dapat diabsorpsi
dengan efisien tumbuhan dalam tanah. Kelakukan akan ketahanan pada kekeringan,
keadaan dan tingkat pertumbuhan adalah faktor tumbuhan yang berarti. Temperatur
dan perubahan udara merupakan perubahan iklim dan berpengaruh pada efisiensi
penggunaan air tanah dan penentuan air yang dapat hilang melalui saluran
evaporasi permukaan tanah. Diantara sifat khas tanah yang berpengaruh pada air
tanah yang tersedia adalah hubungan tegangan dan kelembaban, kadar garam,
kedalaman tanah, strata dan lapisan tanah.
Banyaknya kandungan air tanah berhubungan erat dengan
besarnya tegangan air (moisture tension) dalam tanah tersebut. Kemampuan tanah
dapat menahan air antara lain dipengaruhi oleh tekstur tanah. Tanah-tanah yang
bertekstur kasar mempunyai daya menahan air yang lebih kecil dari pada tanah
yang bertekstur halus. Pasir umumnya lebih mudah kering dari pada tanah-tanah bertekstur
berlempung atau liat. (Hardjowigeno, S., 1992).
4.5 Kajian pengaruh konsistensi
dalam usaha pertanian
Tanah sawah dalam kondisi plastis ata bahkan berlumpur
karena berada diatas Batas Cair
(BC) tidak menjadi masalah
dalm pengolahan karena kondisi spesifik yang harus dipenuhi dalam penyiapan
tanah sawah adalah pelukpuran lapisan olah.
Pembangunan pertanian yang lebih berorientasi pada
efisiensi pemanfaatan sumberdaya alam dan aman lingkungan mendorong
penyempurnaan konsep pengelolaan lahan sebagai sarana produksi pertanian.
Keselarasan antara pendekatan pengelolaan lahan dengan dinamika ekosistem lahan
menjadi faktor penting begitu pula konsistensi.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan bahwa konsistensi tanah ialah suatu sifat tanah yang menunjukkan
derajat kohesi dan adhesi diantara partikel – parkikel tanah dan ketahanan
massa tanah terhadap perubahan bentuk yang disebabkan oleh tekanan dan berbagai
kekuatan yang mempengarui bentuk tanah.
a.) Dalam kondisi basah
Vertisol
: -sangat lekat
-sangat plastis
Andisol
: -lekat
-plastis
Entisol
: -agak lekat
-tidak plastis
Sampel
: -agak lekat
-plastis
b.) Dalam kondisi lembab
sampel
: -Teguh
1 komentar:
Use used ford edge titanium or iron oxide (VtT) in metal rations
This iron oxide for iron oxide is one babyliss pro titanium of benjamin moore titanium the most commonly used steel ford titanium rations in the titanium daith jewelry world. ecosport titanium
Posting Komentar